Wednesday, January 3, 2007

CUCUKU KINI JADI YATIM PIATU

03-01-2007 SPK UJP
CUCUKU KINI JADI YATIM PIATU


Oleh Rahma Saiyed

Hajjah Mariam (50) tak kuasa menahan luapan emosinya. Mata wanita paruh baya itu sembab dan merah karena tak kuasa menahan air mata, setelah mendengar kabar keberadaan Pesawat Adam Air dengan tujuan Surabaya-Menado yang dinyatakan hilang pada Senin (1/1) belum juga ditemukan.
Warga Gorontalo itu mendatangi Posko Adam Air di Bandara Hasanuddin Makassar bersama degan rombongan Menteri Perhubungan, Hatta Radjasa yang menggunakan pesawat carteran Transwisata jenis Foker 28 pada Selasa (2/1).
Ia ingin memastikan keberadaan anak dan menantunya, Ririn (18)dan Robby (28) yang turut dalam penerbangan naas itu.
Ketika didekati ANTARA, matanya kembali memerah, tapi ia mencoba menahan tangis. Dia mengatakan, perasaannya sangat sedih setelah mengetahui anak dan menantunya itu belum juga tiba dan tidak ada sama sekali kabarnya.
Kesedihannya semakin bertambah setelah ia menyadari bahwa cucunya Alexa (10 bulan) mungkin akan menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya menjadi korban dalam penerbangan pesawat Adam Air itu.
Dia mengaku tidak tahu harus berbuat apa menghadap peristiwa ini. Mariam menuturkan, Ririn sempat melakukan kontak komunikasi dengannya sebelum tinggal landas di Bandara Juanda Surabaya dan memberitahukan bahwa mereka akan tiba di Menado sekitar pukul 16.30 Wita.
Hal ini menjadi kebiasaan Ririn sebelum pasawat yang ditumpanginya itu tinggal landas dan mendarat dengan selamat di daerah tujuan.
Setelah menunggu beberapa jam, info dari Ririn tak kunjung tiba. Mariam pun mengaku mulai was-was dan mendapat firasat buruk.
"Saya jadi gelisah, tidak tenang karena belum ada info apa-apa dari Ririn, apakah ia sudah tiba sudah tiba di Menado atau belum," katanya.
Karena penasaran, Mariam pun menghubungi salah seorang keluarganya untuk mencari tahu informasi dan memastikan apakah pesawat Adam Air yang ditumpangi anaknya itu sudah tiba di Menado.
Tapi upaya yang dilakukannya malah membuat dirinya semakin khawatir akan nasib anaknya. Tidak terpikir olehnya menghubungi pihak Adam Air saat itu karena diakui, Mariam menjadi panik karena anak dan menantunya tak kunjung jua mengabarinya.
Ia pun lantas kaget setelah melihat berita televisi sekitar pukul 20.00 Wita bahwa pesawat Adam Air dengan penerbangan 574 rute Surabaya-Menado dinyatakan hilang di sekitar perairan udara di Makassar.
Petir bagaikan menyambar dadanya, ia tak kuasa menahan tangis setelah mengetahui nasib yang menimpa anak dan menantunya itu.
Rencananya anak dan menantunya akan melanjutkan ke Gorontalo dengan perjalanan darat sesampainya di Bandara Menado.
Ia hanya bisa mengucapkan "Astagfirullah" sambil mengurut dadanya. "Saya tidak tahu harus berbuat apa saat dengar pesawat Adam Air itu hilang, Ririn dan Bobby ada di dalam pesawat itu," ujarnya.
Mariam pun langsung memutuskan berangkat ke Makassar untuk mendapatkan informasi jelas mengenai peristiwa itu dan berharap agar anak dan menantunya itu dapat menemukan pesawat yang naas tersebut dan mengevakuasi para korban.
Setelah kesana-kemari mencari tiket gratis dari Adam Air, akhirnya niat Mariam pun terkabul, meski tidak berhasil mendapatkan tiket penerbangan "free of charge".
Mariam bersama dengan adiknya, Hendra, salah seorang pegawai di Dinas Kesehatan Gorontalo terbang ke Makassar dengan menumpang pesawat carteran yang digunakan Menhub Hatta Radjasa saat pejabat negara itu berkunjung ke Gorontalo.
Hendra menuturkan, saat mengetahui Menhub melakukan kunjungan kerja ke Gorontalo, hal ini tidak disia-siakannya. Hendra pun langsung menghubungi pihak bandara untuk menyatakan niatnya menumpang di pesawat yang digunakan Menteri Perhubungan.
Setelah melakukan proses negosiasi yang cukup lama, akhirnya Hendra dan Mariam tiba juga di Makassar dan langsung mendatangi posko Adam Air.
Di Posko Adam Air Bandara Hasanuddin Makassar, mereka sempat memperlihatkan foto anaknya dan berharap agar segera ditemukan. Mereka mengaku pasrah bila toh akhirnya nanti orang-orang yang dicintainya itu lebih dahulu menghadap Sang Khalik, "Itu berarti cucuku jadi yatim piatu," urainya. (T.K-RS/B/T010/T010) 03-01-2007
08:59:04


Database Acuan Dan Perpustakaan LKBN ANTARA