Saturday, January 13, 2007

BAKRI AKAN BELI PERAHU DENGAN UANG DARI WAPRES

2007 SPK UJP
BAKRI AKAN BELI PERAHU DENGAN UANG DARI WAPRES


Oleh Rahma Saiyed

Seusai menemukan serpihan badan pesawat Boeing 737-400 milik maskapai penerbangan Adam Air, yang sempat hilang selama beberapa hari, Bakri, nelayan asal dusun LojiE, Desa Bojo, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, mendapat rejeki yang tak terduga.
Lelaki berusia 53 tahun itu merupakan penemu pertama serpihan badan pesawat Boeing 737-400 milik maskapai penerbangan Adam Air nomor penerbangan KI 574 yang hilang bersama 102 penumpang dan awaknya dalam penerbangan dari Surabaya ke Manado, Senin 1 Januari 2007.
Mata Bakri berkaca-kaca saat menerima sebuah amplop berisi uang tunai Rp50 juta dari Komandan Pangkalan Udara Hasanuddin Marsma Eddy Suyanto di Posko SAR Gabungan, Hasanuddin, Makassar, Sabtu.
Uang itu merupakan hadiah Wakil Presiden atas jasanya melaporkan benda berupa ekor penyeimbang bagian belakang kanan (tail horizontal stabilizer) pesawat yang ditemukannya pada Rabu (10/1).
"Terima kasih Bapak Jusuf Kalla," ujarnya dengan mata berkaca-kaca dan memerah usai menerima amplop tersebut.
Bakri yang didampingi seorang tetangganya, Abdillah dan Marsma Eddy Suyanto di hadapan para wartawan usai menerima penghargaan tersebut, dengan polos mengatakan, ia akan menggunakan uang tersebut untuk membeli perahu yang dilengkapi dengan mesin agar ia tidak bersusah payah lagi mengayuh sampan untuk mencari ikan di laut.
"Saya mau beli perahu untuk dipakai cari ikan di laut," ujar ayah lima orang anak ini dan menambahkan bahwa ia tidak akan meninggalkan profesi sebagai nelayan yang telah digelutinya selama ini meski telah mendapatkan rezeki nomplok.
Perahu yang dilengkapi dengan mesin tersebut akan mampu meningkatkan pendapatannya yang selama ini sekitar Rp30.000/hari.
Mengenai sampan lama yang telah menghidupinya selama ini, Bakri mengaku belum tahu mau.
Suami Masulang (51) yang memiliki nama lengkap Bakri Bin Hafifah itu mengisahkan, sebelum dia menemukan sayap pesawat Adam Air, salah satu jaringnya raib terbawa arus laut saat menjala di sekitar Pantai Loji'E, Desa Bojo, tempat tinggalnya, Senin (1/1) sekitar pukul 14.00 Wita.
Hari itu bertepatan dengan ketika pesawat Adam Air nomor penerbangan KI 574 rute Surabaya-Manado kehilangan kontak dengan menara kontrol (Air Traffic Control-ATC) Bandara Hasanuddin.
Ia pun segera pulang setelah mengetahui jaringnya terbawa arus gelombang pantai Loji'E apalagi cuaca pada saat itu memang sangat buruk. Beruntung Bakri masih memiliki jaring penangkap ikan (bubu) yang terbuat dari bambu.
Pada tanggal 9 Januari sekitar pukul 15.00 Wita, Bakri kembali melaut karena kondisi cuaca cukup bersahabat. Seperti kebiasaannya, ketika Bakri hendak pulang ke rumahnya, ia terlebih dahulu memeriksa bubu tersebut, untuk mengetahui ada tidaknya ikan yang terjaring.
Namun tiba-tiba ia menemukan sebuah benda mirip papan tripleks tersangkut pada bubu tersebut. Ia pun megambilnya dan bergegas pulang ke rumahnya tanpa menghiraukan bubunya lagi.
Ia menyimpan benda itu di bawah kolong rumah panggung yang terbuat dari kayu, tempat tinggal mereka selama ini, tanpa menyangka sama sekali bahwa benda itu ternyata serpihan badan pesawat.
Bakri juga mengaku tidak tau bahwa dunia sedang digegerkan oleh hilangnya pesawat Adam Air di wilayah Sulawesi dan telah 10 hari dicari namun belum juga ada tanda-tanda akan ditemukan.
Untuk mengetahui benda apa gerangan yang ditemukannya itu, Bakri pun kemudian membangunkan istrinya untuk memberitahukan Abdillah, salah seorang tetangga mereka yang berprofesi sebagai guru SD di dusun tersebut.
Sang guru itu pun meneliti barang tersebut dan memberitahukan bahwa benda itu adalah bagian dari pesawat yang diyakini merupakan pesawat Adam Air yang hilang.
Pada 10 Januari, Bakri dan Abdillah kemudian memberitahukan penemuannya itu ke polisi.
Kepala Polisi Wilayah Sulsel Komber Genot Haryanto, setelah meyakini benda itu bagian dari pesawat, mengontak Komandan Lanud Hasanuddin Marsma Eddy Suyanto, untuk melaporkan ikhwal temuan Bakri tersebut.
Kombes Genot Haryanto mengaku langsung yakin bahwa barang ini sangat berharga karena akan menjadi petunjuk awal untuk membuka tabir hilangnya pesawat tersebut.
Sebuah tim dari Lanud Hasanuddin kemudian dikirim untuk menjemput benda itu guna diteliti, dan benda itu tiba di Lanud Kamis (11/1) sekitar pukul 03.00 Wita.
Setelah melalui penelitian dan konfirmasi dengan pihak Adam Air, Dan Lanud Marsma TNI Eddy Suyanto akhirnya mengumumkan kepada pers Kamis pagi bahwa benda itu adalah bagian dari pesawat Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan KI-574 yang dicari-cari selama 10 hari terakhir ini.
Serpihan itu kemudian terbukti menjadi awal dari menemuan bagian lain dari pesawat yang hilang tersebut. (T.K-RS/B/s018/s018)
13-01-2007 13:34:42

Database Acuan Dan Perpustakaan LKBN ANTARA