08-01-2007 SPK UJP
YOSO PELUK ISTERI DI DALAM MIMPI
Oleh Rahma Saiyed
"Mas, kalau mau ketemu saya, seperti ini saja ya," ujar Yoso
Siswowiyono (55) dengan mata berkaca-kaca mengenang isterinya yang hingga kini belum diketahui nasibnya.
Juminem, istrinya adalah salah satu penumpang pesawat Adam Air yang hilang sejak Senin, 1 Januari 2007.
Yoso yang kini menginap di hotel Transit Makassar menceritakan pertemuan dengan isterinya, Juminen, di dalam mimpi indahnya pada hari Jumat malam (5/1).
"Kemarin malam saya mimpi bertemu dengan istri. Dia sempat minta dipeluk dan mengatakan; mas kalau mau ketemu dengan saya, seperti ini saja," tuturnya sedih.
Dia memaknai mimpi itu bahwa dirinya tidak akan pernah lagi
bertemu dengan istrinya di alam nyata. Tapi di lain pihak, ia tetap optimis bahwa puteranya Faturrohman (16) yang berada dalam satu pesawat degan ibunya masih hidup.
Yoso yang tinggal di Manado itu juga bercerita mimpinya yang lain saat berada di pinggir pantai ada dua pohon kelapa.
Dalam mimpi itu, dia sedang memanjat salah satu pohon kelapa dan berhasil mengambil buah yang sudah tua. Kemudian Yoso berniat mengambil kelapa muda pada pohon berikutnya tetapi tiba-tiba ditegur seseorang untuk tidak mengambil buah tersebut.
Menurut kepercayaan orang Jawa, Yoso yang kelahiran Surabaya dan kini menjadi transmigran di Manado itu, mimpi itu bermakna bahwa bila buah kelapa tersebut berhasil diambil, itu berarti ada salah seorang anggota keluarga yang jatuh sakit atau meninggal.
Dia mengibaratkan buah kelapa tua yang berhasil diambilnya itu adalah sosok sang istri, sedangkan buah kelapa muda yang tidak jadi diambilnya adalah anaknya, Faturrohman.
Optimisme ini pun semakin kuat saat anaknya yang lain, Suyanto (24) berhasil mengontak Faturrohman melalui ponselnya beberapa jam setelah pesawat naas itu dinyatakan hilang kontak dengan menara kontrol (ATC) bandara Hasanuddin, Senin peang (1/1).
Keyakinan akan nasib anaknya ini membuat dia semakin bersemangat dan tabah menanti kabar atas nasib pesawat naas dan penumpangnya itu, terutama saat Wapres HM Jusuf Kalla menyatakan bahwa pencarian akan terus dilakukan sampai pesawat itu ditemukan.
Muslina Said (48), keluarga korban lain, juga tetap yakin bahwa suaminya, Bram Tangahu (50) masih hidup.
Ibu seorang puteri yang bekerja di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo ini menuturkan bahwa pesawat
yang ditumpangi suaminya ini berada di dalam hutan tapi dia sendiri tidak mengetahui hutan tersebut ada di mana.
Bisikan batinnya mengenai nasib suaminya yang menjabat Kepala
Dinas Kehutanan ini semakin terasa saat ia makan. Dia mengenal kebiasaan suaminya yang selalu membawa bekal air minum bila bepergian jauh sehingga diyakini dengan perbekalan tersebut akan membuatnya bertahan hidup apalagi didukung dengan fisik atletis suaminya.
Keyakian akan nasib keluarganya yang selamat dalam insiden pesawat itu juga dirasakan Aris Sujitno (55). Ia mengaku berhasil menghubungi ponsel anaknya, Bobby (29).
"Saya melamun, membayangkan orang yang berjalan di depan hotel itu adalah Bobby dan tiba-tiba langsung mengubungi ponselnya pada hari Sabtu (6/1)," tutur Aris yang mengaku merinding saat berhasil menghubungi ponsel anaknya tersebut.
"Saya tidak tahu harus bilang apa kalau dia nanti menjawab panggilan itu," katanya dengan mata berkaca-kaca. Tetapi sayang, hubungan telepon itu tiba-tiba terputus. Saat berusaha dihubungi kembali, ponsel tersebut sudah tidak aktif, hanya terdengar suara operator yang mengatakan bahwa nomor tersebut berada di luar jangkauan," ujarnya. Mulai tersenyum
Meksipun suasana duka masih terus melanda hotel Transit I dan II tempat para keluarga korban diinapkan pihak Adam Air selama enam
hari terakhir, namun sejumlah wajah sudah mulai mampu tersenyum dan bercanda satu dengan yang lain.
Wajah-wajah yang tadinya selalu dibasahi oleh air mata, kini mulai tampak senyum merekah, seolah-olah tidak sabar lagi menanti sang kekasih yang sebentar lagi akan bertemu.
Ucapan syukur "alhamdulillah" sempat terdengar dari mulut salah seorang keluarga korban Adam Air setelah Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa berdasarkan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, proses pencarian harus terus dilakukan tanpa dibatasi waktu dan biaya.
Pemerintah siap menanggung berapa pun dana yang dibutuhkan dalam proses pencarian sebanyak 102 penumpang bersama enam orang awak pesawat yang ikut dalam penerbangan tersebut.
"Perintah presiden, pencarian harus dilakukan terus tanpa ada
batas waktu. Soal dana, tidak usah dipikirkan," jelas Kalla dihadapan para keluarga korban dalam sebuah pertemuan di Pangkalan TNI AU Hasanuddin Makassar seraya memberikan rasa simpatinya dengan mengatakan bahwa duka yang dialami keluarga para korban juga duka bagi bangsa dan negara.
Beberapa diantara para keluarga para korban ini, ada yang terlihat mengelus dada dan mengusap wajahnya dengan kedua belah tangganya. Tidak ada memang yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan mereka saat mendengar pernyataan Kalla ini, yang terlihat di wajah mereka adalah sesungging senyuman yang sempat terlintas dari bibir para keluarga korban dengan mata berkaca-kaca.
Kegembiraan makin bertambah karena orang nomor dua di Indonesia asal Bone, Sulsel ini membolehkan para keluarga korban ikut dalam proses pencarian melalui pesawat udara.
Beberapa keluarga korban ada yang mengaku merasa terhibur dengan perhatian pemerintah ini. Hal ini membuat mereka semakin optimis bila dapat menemukan anggota keluarganya dalam keadaan selamat.
Perasaan lega ini juga dialami Presiden Direktur PT Adam Sky
Connection, Adam Suherman setelah mendengar pernyataan Jusuf Kalla.
Dia menganggap bahwa hal tersebut merupakan 'support' bagi dirinya, terutama bagi perusahaan untuk tetap mencari pesawat itu hingga ditemukan.
Ia mengaku tidak mau berpikiran macam-macam mengenai kondisi pesawat beserta penumpang dan awaknya.
"Saya kini hanya fokus dimana keberadaan pesawat itu sekarang," ujarnya dan mengaku tetap optimis dan yakin bila semuanya dalam kondisi baik-baik.
"Musibah ini sangat memukul saya," jelasnya dengan mata berkaca-kaca saat menuturkan bahwa ia merasa kehilangan sejumlah rekannya termasuk sang pilot, Revi dan copilot Yoga yang selama ini sangat dekat dengan dirinya.
Adam pun berjanji akan memberikan pelayanan terbaik dan menanggung semua biaya keluarga korban selama berada di Makassar namun pengusaha muda ini belum bisa memberikan kepastian apa-apa mengenai santunan untuk para keluarga korban.
"Saya belum bisa bilang soal santunan, yang jelas kita masih focus dulu pada upaya menemukan pesawat dan penumpang serta awaknya,"
tutur Adam dengan nada lemah. (T.K-RS/B/T010/T010) 08-01-2007 07:53:54
Database Acuan Dan Perpustakaan LKBN ANTARA